Agustus 03, 2009

Apa itu survei pilkada?


Mungkin bagi sebagian orang sudah tahu apa itu Survei Pilkada, disini saya akan mencoba menjelaskan kembali apa dan bagaimana survei itu dilakukan, Survei Pemetaan Politik sering disamakan dengan survei pilkada atau survei popularitas. Namun sesungguhnya, maksud dan tujuan dari survei pemetaan politik ini berbeda dengan survei popularitas.

Bagi seorang kandidat yang ingin mencalonkan diri, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengukur sejauh mana potensi dia dapat memenangkan pilkada dibandingkan dengan pesaing-pesaing yang lain. Potensi seorang kandidat ini tak dapat hanya diduga-duga berdasarkan suara dukungan kelompok-kelompok masyarakat tertentu, atau berdasarkan berita di media massa apalagi bertanya pada seorang dukun. Sebab hal-hal semacam itu adalah suara elit, yang tidak mencerminkan suara rakyat yang sesungguhnya. Nah untuk mengetahui kemana sesungguhnya pilihan rakyat akan lari dalam pilihan langsung kabupaten, diperlukan suatu metode survei pra pemilu. Survei ini akan secara jelas mengukur sejauh mana seorang kandidat calon kabupaten diterima masyarakatnya, siapa pesaing-pesaing terberatnya, dan yang paling penting adalah upaya apa yang harus dilakukan seorang kandidat agar rakyat yang tadinya tidak mendukung berbalik memilihnya.




Secara lebih khusus survei ini bertujuan sebagai berikut:




1. Mengukur popularitas kandidat calon BUPATI dalam pilkada




2. Melihat persepsi dan penerimaan masyarakat terhadap kandidat




3. Menggagas upaya dan strategi yang harus dilakukan oleh kandidat untuk mendapatkan dukungan lebih luas.




Metodologi yang dipakai adalah multi stage random sampling atau acak berjenjang. Dengan metode ini semua kecamatan di kabupaten PANDEGLANG terpilih. Dari setiap kecamatan akan dipilih beberapa desa dengan mempertimbangkan proporsi jumlah desa dan kabupaten. Setelah desa sampel terpilih maka akan dipilih sejumlah rumah tangga. Seorang responden yang berusia 17 tahun ke atas, kemudian akan dipilih dalam rumah tangga tersebut untuk diwawancarai. Komposisi jumlah responden perempuan dan laki-laki juga menjadi pertimbangan.




Jumlah sampel dan margin of error




Jumlah sampel yang diambil akan berimplikasi pada tingkat kesalahan atau margin of error (moe). Semakin kecil margin of error semakin tepat prediskis survei. Dalam survei kali ini ada 2 kemungkinan jumlah sampel yang kami tawarkan:




1. Jumlah sampel 500 maka margin of error adalah +/- 3 persen




2. Jumlah sampel 1,000 maka margin of error adalah +/- 2 persen




Dengan margin off error 3% maka hasil survei bisa dimungkinkan kurang atau lebih 3 %. Misalnya kandidat diprediksikan mendapatkan dukungan dari 25% pemilih, maka dukungan rielnya bisa 22% sampai dengan 28%. Apabila tingkat persaingan diantara kandidat sangat ketat, sebaiknya kandidat memilih risiko kesalahan yang lebih kecil yaitu dengan memilih 1,250 reponden.




Output




Output dari kegiatan ini akan dituliskan laporan, yaitu tentang:




(1) Kandidat mana yang paling difavoritkan dan tidak terlalu difavoritkan oleh masyarakat.




(2) Segment atau kelompok sosial mana yang mendukung dan tidak mendukung masing-masing kandidat




(3) Melalui media apa masyarakat mengenal para kandidat




(4) Cara-cara kampanye apa yang paling disukai dan tidak disukai oleh masyarakat.




(5) Citra positif dan negatif apa dari masing-masing kandidat di mata masyarakat.




(6) Citra ideal pemimpin yang bagaimana yang diinginkan oleh masyarakat




(7) Bagaimana cara-cara meningkatkan atau memperbaiki citra kandidat di mata masyarakat.




(8) Program-program pembangunan apa yang mesti diprioritaskan menurut masyarakat.




*diolah dan disadur dari ISPP jakarta 















0 komentar: